Sejarah Game MOBA

Bila kita tarik jauh kebelakang, sejarah game MOBA sebenarnya diprakarsai dari genre RTS (Real Time Strategy) yang menariknya telah dimulai sebelum tahun 90-an! Salah satu “bapak” dari game RTS sendiri adalah Herzog Zwei yang diluncurkan pada tahun 1989 untuk console Sega.



Permainan Herzog Zwei sendiri memang memiliki beberapa elemen MOBA, di mana kita memainkan sebuah unit dan bertujuan menghancurkan markas musuh dibantu beberapa unit yang dikontrol oleh AI (artificial intelligence).

Perkembangan selanjutnya dari sejarah game MOBA terjadi sembilan tahun setelah Herzog Zwei, dimana game Future Cop: LAPD dirilis untuk Sony Playstation pada tahun 1998. Keunggulan game ini dibandingkan Herzog Zwei adalah penggunaan map yang simetris, unit yang dikontrol memiliki berbagai kemampuan berbeda, juga kemampuan untuk mengumpulkan berbagai power ups dan objektif dari map.

Di tahun yang sama, Blizzard meluncurkan salah satu game RTS paling populer, yaitu Starcraft untuk PC. Berbekal kemampuan untuk menciptakan custom map, seorang pemain bernama Aeon64menciptakan map Aeon of Strife yang pertama kali memperkenalkan sistem map dengan tiga lane berbeda. Aeon of Strife dianggap sebagai cikal bakal game MOBA modern yang kita kenal sekarang.


Kepopuleran Aeon of Strife berlanjut sampai dengan sejarah game MOBA berikutnya bergulir saat munculnya Warcraft III: Reign of Chaos pada tahun 2002. Berbekal Warcraft III World Editor, Eul menciptakan custom map pertama yang diberi nama Defense of The Ancient (DOTA), mengacu pada map Aeon of Strife.
Barulah pada tahun 2003 seiring rilisnya Warcraft III: Frozen Throne, seorang modder bernama Meian mencoba menggabungkan berbagai map DOTA yang ada dan memberinya nama DOTA Allstarsyang berisikan berbagai hero dari macam-macam map DOTA yang pernah dibuat pada periode 2002.

DOTA Allstars meledak dan menjadi sangat populer pada masanya. Pada titik ini, muncul salah seorang tokoh penting dalam sejarah game MOBA, yaitu Steave “Guinsoo” Feak yang pada waktu itu berkomitmen mengembangkan map DOTA Allstars dengan cara menciptakan berbagai hero baru dan juga peningkatan permainan.
Kepopuler DOTA Allstars semakin meningkat sepeninggalan Guinsoo ketika   IceFrog mengambil alih pengembangan. Pada era IceFrogDOTA Allstars telah dimainkan oleh satu juta orang tiap harinya!

Pada puncak popularitasnya, para modder bahkan IceFrog sendiri sadar bahwa DOTA Allstars memiliki masalah fatal, yaitu gametersebut diciptakan menggunakan game engine Warcraft III yang telah ketinggalan jaman. Era selanjutnya dari sejarah MOBA adalah masa stand alone MOBA, atau game MOBA yang berdiri sendiri dan bukan merupakan custom game atau custom map dari game apapun.
Stand alone MOBA dipelopori oleh Demigod yang rilis pada tahun 2008. Membawa grafis yang lebih canggih dan mekanik yang lebih mumpuni, nampaknya Demigod gagal karena para pemain harus membeli game tersebut untuk dapat memainkannya! Unsur yang paling dihindari dari genre MOBA modern seperti saat ini.
Barulah pada tahun 2009, Guinsoo yang merupakan salah satu pengembang DOTA Allstars menciptakan League of Legends (LoL) bersama Riot Games. Ia jugalah yang pertama kali menggunakan istilah MOBA dan mempopulerkannya. Karena gratis, para pemain dengan cepat beralih memainkan LoL dan meninggalkan DOTA Allstars.
Kehadiran LoL dengan cepat diikuti oleh perusahaan lain seperti S2 Games dengan Heroes of Newerth (HoN) dan Valve yang menggaetIceFrog untuk menciptakan Dota 2. Tidak ketinggalan Hi-Rez Studio menciptakan SMITE dan Blizzard yang menciptakan Heroes of The Storm (HoTS).
Khusus Blizzard dan HoTS miliknya, mereka menolak menggunakan istilah MOBA dan memilih menggunakan istilah “Hero Brawler”. Ya, istilah MOBA memang hanya merupakan istilah populer yang belum disepakati oleh seluruh pihak. Bila dibandingkan dengan istilah FPS (First Person Shooting) yang sangat jelas dan gamblang, istilah MOBA dianggap kurang dapat menggambarkan kompleksitas permainannya. Hal ini memicu munculnya istilah ARTS yang sempat digadang-gadang oleh beberapa pihak lebih pantas dari pada MOBA. Istilah MOBA dianggap terlalu dangkal, karena diasumkan seluruh game online yang dimainkan dalam suatu arena akan disebut MOBA, sebut saja bermain Counter Strike secara online akan membuatnya menjadi MOBA karena semua unsur dari istilah MOBA terpenuhi. Ya kan?
Penggunaan ARTS dianggap lebih cocok karena penggunaan anglekamera yang bersifat overhead identik dengan game RTS, dan actiondalam game ARTS memang lebih intens dibandingkan RTS yang lebih mengandalkan strategi mikro seperti mengerahkan armada atau mobilisasi unit untuk menyerang.
Menariknya, sejarah game MOBA dan dan istilah yang digunakannya juga merujuk pada persaingan antara LoL dan DOTA, di mana MOBA adalah istilah yang dipopulerkan oleh LoL, Sedangkan ARTS adalah istilah yang digunakan oleh Valve.
Nampaknya, istilah MOBA lebih diterima oleh masyarakat Indonesia saat ini dan menjadi istilah populer untuk menggambarkan game“sejenis DOTA“.
Dari berbagai game yang disebutkan di atas, game MOBA memiliki beberapa kesamaan. Pertama, rata-rata untuk memenangkan permainan para pemain harus menghancurkan suatu struktur atau bangunan khusus. Kedua, para pemain memainkan seorang karakter yang kuat dan biasa di sebut “hero” dengan kekuatan yang berbeda satu sama lain.
Persamaan ketiga adalah MOBA memfokuskan diri pada pertempuran yang terjadi di arena, di mana seiring waktu strategi yang digunakan untuk memenangkan permainan dapat bermacam-macam, mulai dari mengambil objektif, membunuh hero lawan, atau mengumpulkan gold dengan membunuh non-controllable character (creep atau minion).
Jadi perdebatan menganai jumlah lane, jumlah pemain, bahkan controller yang digunakan untuk menggambarkan suatu game termasuk MOBA atau tidak harus dihentikan! Terbukti Aeon of Strife yang menjadi acuan dari MOBA moderen saja hanya dapati dimainkan oleh delapan pemain secara bersamaan, bukan lima seperti yang kita kenal sekarang.
Tahun ini, sejarah game MOBA telah memasuki babak baru di mana game MOBA bisa dimainkan pada gadget seperti smartphone atau tablet. Fenomena ini kembali mendobrak tradisi MOBA yang selama ini identik hanya dapat dimainkan dari PC, sebut saja Vainglory atau Mobile Legends yang bisa dengan cepat menarik minat para pemain karena lebih simpel dan tidak serumit MOBA PC.
Namun masih terlalu cepat apabila mengatakan MOBA di smartphone akan menghapuskan MOBA PC. Kompleksitas yang mendalam dan kebutuhan akan mekanik kuat menjadi ciri khas MOBA PC yang sulit ditandingi oleh MOBA smartphone.

Comments

Popular Posts

Total Pageviews